Peluncuran “Operasi Khusus Militer” di Ukraina oleh Presiden Rusia Vladimir Putin pada 24 Februari 2022 lalu belum juga mereda hingga kini. Sejumlah ketegangan justru makin meningkat pada perang yang berusia setahun lebih ini.
Tak hanya itu, hingga kini belum ada tanda-tanda perdamaian akan dilakukan. Berikut update terbaru terkait perang antara dua negara tetangga, sebagaimana dirangkum CNBC Indonesia, Rabu (15/3/2023).
AS-Rusia Panas
Situasi Amerika Serikat (AS) dan Rusia memanas. Rusia dilaporkan sengaja menyerang drone AS Selasa waktu setempat di Laut Hitam.
Pernyataan resmi disampaikan komandan AS untuk Angkatan Udara Eropa dan Angkatan Udara Afrika, Jenderal Angkatan Udara AS James Hecker. Pesawat Rusia , Su-27 dilaporkan sempat menganggu drone tersebut, menabtaknya sampai jatuh.
“Pesawat drone MQ-9 kami sedang melakukan operasi rutin di wilayah udara internasional ketika dicegat dan ditabrak oleh pesawat Rusia,” katanya dikutip CNBC International.
“Akibatnya kecelakaan dan hilangnya MQ-9 sepenuhnya,” ujarnya.
“Beberapa kali sebelum tabrakan, Su-27 membuang bahan bakar dan terbang di depan MQ-9 dengan cara yang sembrono, tidak ramah lingkungan, dan tidak profesional,” tambahnya lagi.
Drone MQ-9 Reaper dirancang untuk mengumpulkan intelijen dan melakukan misi pengintaian. Ini diproduksi oleh General Atomics Aeronautical Systems.
Sistemnya diujicobakan dari jarak jauh. Drone dapat membawa kombinasi rudal Hellfire, Joint Direct Attack Munitions, dan Laser Joint Direct Attack Munitions.
Rusia sendiri memberi komentar melalui Kementerian Pertahanan. Dua pesawat tempur Moscow, tegas pemerintah Presiden Vladimir Putin, tidak melakukan kontak dengan drone AS yang beroperasi di Laut Hitam.
Rusia mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diposting di saluran Telegram resminya bahwa drone itu terbang dengan transpondernya di dekat Semenanjung Krimea. Ketika drone melakukan “penerbangan tanpa arah” dan kemudian jatuh ke air.
Pesan Baru Zelensky
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy bersikeras pasukannya harus memenangkan pertempuran untuk Bakhmut di Donetsk, Ukraina timur. Pernyataan tersebut muncul setelah adanya keraguan mengenai apakah Ukraina harus menghabiskan lebih banyak tenaga dan sumber daya untuk mempertahankan kota tersebut
“Seperti biasa, hari ini saya berhubungan dengan komandan kami, dengan [petugas] intelijen. Sangat sulit di timur – sangat menyakitkan,” kata Zelenskyy dalam pidato malamnya.
“Kita harus menghancurkan kekuatan militer musuh, dan kita akan menghancurkannya,” katanya, menambahkan pertahanan pemukiman besar dan kecil, seperti Bilohorivka dan Avdiivka atau Bakhmut dan Vuhledar, dapat menentukan seperti apa masa depan Ukraina.
Pernyataan Zelensky muncul saat para analis memiliki keraguan atas manfaat mempertahankan Bakhmut. Kota itu, dikatakan hampir seluruhnya dikepung oleh pasukan Rusia dan unit tentara bayaran.
Pernyataan Baru Putin
Presiden Rusia Vladimir Putin sendiri memberi komentar terbaru. Bukan soal drone AS tetapi, ledakan yang merusak pipa gas Nord Stream di Laut Baltik tahun lalu, yang membuat ancaman pada gas Eropa.
Ia menyebut tak mungkin Ukraina dibalik ledarna. Tapi, tegasnya, Amerika Serikat (AS) pasti ada di belakang itu.
“Among kosong,” katanya menyebut Ukraina, dalam pidato yang disampaikan televisi.
“Ledakan seperti itu, begitu kuat dan dalam, hanya dapat dilakukan oleh para ahli yang didukung oleh seluruh potensi negara yang memiliki teknologi yang relevan,” tambahnya.
Sebelumnya The New York Times, The Washington Post dan media Jerman menerbitkan cerita minggu yang mengutip pejabat AS. Di mana sumber anonim itu mengatakan ada bukti bahwa Ukraina atau setidaknya orang Ukraina, mungkin bertanggung jawab pada bocornya Nord Stream.
Secara rinci, surat kabar Die Zeit Jerman dan penyiar publik Jerman ARD dan SWR melaporkan bahwa para penyelidik percaya lima pria dan seorang wanita menggunakan kapal pesiar yang disewa oleh perusahaan milik Ukraina di Polandia untuk melakukan serangan itu. Jaksa federal Jerman mengkonfirmasi bahwa sebuah kapal telah digeledah pada bulan Januari tetapi belum mengkonfirmasi temuan yang dilaporkan.
Meski demikian, pemerintah Ukraina membantah terlibat. Pemerintah Presiden Joe Biden juga tak memberi konfirmasi.
Hukuman Baru ke Rusia
Sementara itu, AS akan mulai memberi hukuman baru ke Rusia. Crazy Rich Moskow akan kembali menjadi sasaran.
Departemen Keuangan hingga Departemen Kehakiman AS akan melikuidasi properti oligarki Rusia secara legal. Ini diharap memperluas hukuman finansial bagi mereka yang memfasilitasi penghindaran sanksi Rusia dan menutup celah dalam undang-undang yang memungkinkan para konglomerat itu menggunakan perusahaan cangkang untuk bergerak melalui sistem keuangan AS.
Hal ini juga ditegaskan kepala gugus tugas KleptoCapture pemerintah AS, badan penegakan pembatasan ekonomi AS untuk Rusia dan miliardernya, Andrew Adams. Kepada The Associated Press ia berujar kelompok tersebut memprioritaskan upayanya untuk mengidentifikasi mereka yang membantu Rusia menghindari sanksi dan melanggar ekspor.
Sejauh ini, lebih dari US$58 miliar aset Rusia yang terkena sanksi telah diblokir atau dibekukan di seluruh dunia. Itu termasuk dua yacht mewah masing-masing senilai US$300 juta di San Diego dan Fiji, serta enam properti New York dan Florida senilai US$75 juta yang dimiliki oleh oligarki Viktor Vekselberg.
Polandia
Sementara itu, Perdana Menteri (PM) Mateusz Morawiecki mengatakan Polandia akan memberikan jet tempur MiG-29 kepada Ukraina dalam empat hingga enam minggu mendatang. Ini menunjukkan sekutu Kyiv bergerak mendekati kesepakatan dalam dukungan militer untuk Ukraina.
Polandia mengatakan akan siap untuk mengirim jet MiG-29 rancangan Soviet ke Ukraina sebagai bagian dari koalisi negara. Namun, belum jelas berapa lama proses tersebut akan berlangsung.
“Itu bisa terjadi dalam 4-6 minggu mendatang,” kata Morawiecki dalam konferensi pers.
Kamis lalu Menteri Pertahanan Slovakia Jaroslav Nad mengatakan mitranya dari Polandia telah mengatakan pada pertemuan Uni Eropa bahwa Warsawa akan menyetujui proses bersama untuk menyerahkan jet MiG-29 ke Ukraina.
Update Ekspor Pangan Ukraina-Rusia
Tujuh kapal yang membawa 265.977 metrik ton biji-bijian dan produk pertanian lainnya meninggalkan pelabuhan Chornomorsk dan Odesa Ukraina pada Senin. Kapal-kapal itu ditujukan ke Spanyol, China, dan Belanda dan membawa jagung, bungkil bunga matahari, serta minyak bunga matahari.
Inisiatif Butir Laut Hitam, kesepakatan yang ditengahi Juli lalu antara Ukraina, Rusia, Turki, dan PBB, meredakan blokade laut Rusia dan melihat tiga pelabuhan utama Ukraina dibuka kembali. Sejauh ini, lebih dari 700 kapal telah berlayar dari pelabuhan Ukraina.
Di sisi lain, Rusia mengatakan kesepakatan telah memperpanjang kesepakatan selama 60 hari. Ini ditegaskan wakil menteri luar negeri Rusia, yang dikutip oleh kantor berita Rusia.
Kesepakatan Black Sea Grain Initiative itu telah memfasilitasi ekspor produk pertanian, seperti gandum, jagung, dan minyak bunga matahari, dari Ukraina melalui Laut Hitam. Di awal perang, blokade ekspor semacam itu menyebabkan kekurangan pangan global dan kenaikan harga.
Inisiatif biji-bijian, yang ditengahi oleh Turki dan PBB Juli lalu, telah memungkinkan jutaan ton produk pertanian diekspor dari Ukraina, mengurangi kekurangan di tempat lain.
Pada Selasa, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Alexander Grushko dikutip mengatakan bahwa kesepakatan itu diperpanjang dengan persyaratan sebelumnya. Namun Rusia ingin memastikan semua persyaratan perjanjian dipenuhi.
“Rusia akan terus berusaha untuk memastikan bahwa semua kewajiban berdasarkan kesepakatan dipenuhi,” katanya.