Belajar dari Orang Belanda, Ini 6 Cara Didik Anak agar Bahagia

Belajar dari Orang Belanda, Ini 6 Cara Didik Anak agar Bahagia

Ilustrasi anak sulung. (Dok. Pexel)

Belanda menempati peringkat pertama dalam hal kesejahteraan anak menurut laporan UNICEF. Tak cuma itu, 90% anak di Negeri Kincir Angin juga menilai diri bahwa mereka “cukup puas dengan kehidupan mereka.”

Temuan ini pun membuat banyak orang bertanya apa rahasia yang membuat anak-anak Belanda paling bahagia di dunia? Para ahli percaya salah satu faktor penentu adalah karena masyarakat Belanda lebih menekankan kerja sama, pembelajaran sosial, dan kesetaraan dalam pencapaian individu, dibanding tuntutan bahwa anak-anak harus berprestasi di sekolah.

Psikolog anak https://huatkas138.site/ Veronique van der Kleij pun ikut memberikan analisanya setelah berkiprah selama 10 tahun di bidang kesehatan mental profesional. Ia menemukan ada 6 gaya pengasuhan yang membuat anak-anak di Belanda lebih bahagia.

Berikut daftarnya mengutip CNBC Make It:

1. Orang Tua Tak pernah memaksakan pandangan

Orang tua di Belanda ingin membuat anak mereka merasa dilihat dan didengar. Anak-anak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan setelah mereka dapat memahami bahasa dan berkomunikasi.

Dengan cara ini, anak-anak belajar bernegosiasi dan menetapkan batasan pribadi sejak usia muda. Ketika meminta pendapat anak-anak dan mendengarkan mereka dengan sungguh-sungguh, mereka akan lebih mungkin mengembangkan rasa harga diri yang positif.

“Para orang tua di Belanda juga tidak segan-segan mendiskusikan topik-topik yang tidak nyaman seperti seks, narkoba, dan gender,” tambahnya.

2. Antar anak ke sekolah dengan bersepeda

Ada budaya bersepeda yang besar di Belanda, dan itu dimulai sejak dini. Segera setelah bayi bisa duduk, mereka diikatkan ke depan sepeda orang tuanya dan diayuh dalam cuaca apa pun.

Bersepeda melewati badai, tentu saja dengan perlengkapan hujan yang tepat, mengajarkan anak-anak bahwa apapun rintangan yang mereka hadapi dalam hidup, mereka akan mampu melewatinya.

Bersepeda juga mengajarkan kemandirian. Saat sebagian besar anak berusia 9 atau 10 tahun, banyak orang tua yang mempercayai mereka untuk bersepeda ke sekolah sendiri atau ke rumah teman. Kebebasan dan kepercayaan ini membantu generasi muda berkembang menjadi orang dewasa yang mandiri, tangguh, dan percaya diri.

3. Tidak pernah bekerja lebih dari 40 jam seminggu

Salah satu alasan terbesar orang Belanda begitu bahagia adalah karena mereka menghargai keseimbangan antara kehidupan dan pekerjaan.

Sebuah studi pada tahun 2021 menemukan bahwa hampir separuh angkatan kerja di Belanda memiliki pekerjaan paruh waktu. Para ayah di Belanda juga mengambil setidaknya satu hari libur setiap minggu yang disebut Papaday untuk dihabiskan bersama anak-anak mereka.

Memiliki waktu khusus di rumah berarti lebih banyak ruang untuk aktivitas anak-anak, seperti teman bermain, klub dan olahraga, atau waktu senggang tambahan untuk dihabiskan bersama orang tua.

4. Makan bersama anak-anak

Orang tua di Belanda berkomitmen untuk makan bersama setidaknya satu kali setiap hari. Ini adalah waktu bagi anggota keluarga untuk saling berbagi dan membicarakan hari mereka.

Merasa terhubung meningkatkan kesehatan mental seluruh anggota keluarga dan berkontribusi pada anak-anak yang lebih bahagia dan seimbang secara emosional. Dan tidak ada salahnya jika taburan coklat meses atau hagelslag pada roti menjadi pilihan sarapan yang populer di Belanda.

5. Mengatur jadwal harian

Sejak anak mereka lahir, orang tua di Belanda disarankan untuk memberikan “rust, reinheid, regelmaat,” yang secara kasar diterjemahkan menjadi “istirahat, kebersihan, dan struktur.”

Anak-anak Belanda secara konsisten diberikan jadwal harian yang jelas yang memungkinkan si kecil banyak tidur siang dan mengutamakan stabilitas.

Agar anak-anak dapat berkembang, mereka memerlukan struktur, kepastian, istirahat, dan kebersihan. Ini membantu mereka merasa aman dan nyaman menjelajahi hal-hal yang tidak diketahui.

6. Tidak memantau anak secara berlebihan

Sangat umum melihat anak-anak Belanda berlarian bebas di taman bermain tanpa terlalu banyak pengawasan.

“Seorang orang tua ekspatriat pernah bercerita kepada saya betapa terkejutnya mereka ketika pertama kali pergi ke taman bermain Belanda. Semua orang tua sedang duduk di bangku, dengan tenang mengobrol satu sama lain, sementara anak-anak mereka memanjat, berlari, dan terjatuh di mana-mana,” ungkap Veronique.

Namun anak-anak Belanda didorong sejak kecil untuk mengeksplorasi lingkungan sekitar, percaya pada diri sendiri, dan membersihkan diri saat terjatuh.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*