Negara Muslim & Tetangga RI Ini Doyan Beli Senjata ke Israel

Negara Muslim & Tetangga RI Ini Doyan Beli Senjata ke Israel

 Sistem anti-rudal Iron Dome menembakkan rudal pencegat saat roket diluncurkan dari Jalur Gaza menuju Israel, di langit dekat perbatasan Israel-Gaza, Minggu (7/8/2022). (REUTERS/Amir Cohen)Aksi pemboikotan terhadap barang-barang buatan dan terafiliasi Israel terus dilakukan sebagian pihak sebagai respons atas serangan Negeri Yahudi ke Gaza. Mayoritas dilakukan oleh negara-negara Muslim, yang bersimpati terhadap warga di wilayah kantong Palestina itu.

Israel sendiri diketahui https://pengempulkas138.store/ melakukan perdagangan dengan beberapa negara di dunia. Salah satu yang menjadi komoditas utama adalah senjata, di mana senjata Israel merupakan salah satu yang diakui kemampuannya di dunia.

Menurut data think tank SIPRI, secara historis, impor senjata Israel jauh melebihi ekspornya. Namun, selama dekade terakhir, ekspor secara konsisten mulai melampaui impor.

Antara tahun 2018 dan 2022, setidaknya 35 negara mengimpor senjata dari Israel dengan total nilai US$ 3,2 miliar (Rp 49,6 triliun). Dari jumlah tersebut, sekitar sepertiga ekspor, US$ 1,2 (Rp 18,6 triliun), militer Israel ditujukan ke India. Hubungan antara Israel dan India telah berkembang sejak Perdana Menteri India Narendra berkuasa pada tahun 2014.

Pembeli senjata Israel terbesar kedua adalah Azerbaijan dengan nilai US$ 295 juta atau Rp 4,5 triliun. Pembelian ini dilakukan ketika negara muslim Kaukasus itu bersitegang secara militer dengan tetangganya, Armenia, terkait sengketa wilayah Nagorno-Karabakh.

Jumlah pembelian besar senjata Israel berikutnya diikuti Filipina (US$ 275 juta), Amerika Serikat (US$ 217 juta) dan Vietnam (US$ 180 juta).

Sementara itu, aksi boikot terhadap perusahaan asal atau berafiliasi dengan Israel terus berlanjut. Meskipun belum ada laporan nilai kerugian terbaru yang diderita Israel, laporan Al Jazeera pada 2018 lalu mengungkap bahwa gerakan boikot berpotensi menimbulkan kerugian hingga US$ 11,5 miliar atau sekitar Rp 178,25 triliun (asumsi kurs Rp15.694/US$) per tahun bagi Israel.

Israel jelas khawatir terhadap dampak kerugian ini. Dalam beberapa waktu terakhir, misi prioritas diplomatik Israel adalah penanggulangan gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS).

Bahkan, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah bertindak untuk melarang kelompok-kelompok yang mendukung gerakan boikot. Sebab, ribuan orang di Israel disebut berpotensi kehilangan pekerjaan jika negara mereka diboikot secara penuh oleh internasional.

Melansir dari The Jerusalem Post, Israel membantah bahwa gerakan boikot dapat merugikan mereka. Justru, mereka menyebutkan jika hal itu hanya akan “menambah penderitaan rakyat Palestina, bukan menguranginya.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*