Pakar Bongkar “Kunci Sukses” Nomor 1 Bisnis Bill Gates
Dalam tulisannya di CNBC International, ia https://rtpkas138.skin/ memuat bagaimana crazy rich seperti Bill Gates sukses karena “rahasia khusus”. Itu adalah “keseimbangan antara pesimisme dan optimisme”.
Menurutnya pesimisme sebenarnya sangat penting untuk kelangsungan hidup. Hal itu, membantu seseorang bersiap menghadapi risiko sebelum risiko itu datang.
Namun optimisme juga sama pentingnya. Keyakinan bahwa segala sesuatunya akan berlangsung baik, meski buktinya tidak jelas, bisa mendukung kesuksesan bahkan investasi jangka panjang.
“Orang-orang sukses menemukan keseimbangan antara pesimisme dan optimisme,” kata penulis buku “Same as Ever: A Guide to What Never Changes” tersebut, dikutip Kamis (9/11/2023).
“Bill Gates adalah contoh yang bagus tentang betapa efektifnya keterampilan tersembunyi ini,” tambahnya.
Ia menggambarkan bagaimana Bill Gates saat memulai Microsoft. Di mana pria itu bersikeras untuk selalu memiliki cukup uang tunai di bank untuk menjaga perusahaan tetap hidup selama 12 bulan tanpa ada pendapatan yang masuk.
“Pada tahun 1995, dia ditanya oleh Charlie Rose mengapa dia menyimpan begitu banyak uang tunai. Banyak hal berubah begitu cepat dalam teknologi sehingga bisnis di tahun depan tidak terjamin … termasuk Microsoft,” katanya menceritakan Bill Gates.
Ia pun mengutip beberapa pernyataan lain dari Bill Gates yang merujuk kematangan psikologisnya.
“Saya selalu khawatir karena orang-orang yang bekerja untuk saya lebih tua dari saya dan mempunyai anak, dan saya selalu berpikir, Bagaimana jika kami tidak dibayar? Apakah saya dapat memenuhi gaji tersebut?,” jelasnya lagi mengungkap wawancara Bill Gates, tahun 2007.
Menurutnya, potongan wawancara itu, menunjukan bahwa ada optimisme dan kepercayaan diri bercampur dengan pesimisme yang berat. Secara sederhana, katanya, Bill Gates menyakini “seseorang bisa menjadi optimis dalam jangka panjang jika cukup pesimis untuk bertahan dalam jangka pendek”.
“Hal penting yang perlu diperhatikan di sini adalah optimisme dan pesimisme ada dalam satu spektrum,” tambahnya lagi.
“Saya sebut optimis rasional,” ujarnya.
Dikatakannya jika selalu optimis, menganggap segala sesuatu baik-baik saja dan membuang hal buruk, akan muncul sikap “tidak dapat memahami apa pun yang salah”. Di sisi lain, mika benar-benar pesimis, berpikir segala sesuatunya buruk, akan muncul rasa tak percaya diri sehingga tidak bisa membayangkan segala sesuatunya akan berjalan dengan baik.
“Yang berada di tengah-tengah adalah titik manis,” katanya lagi.
“Mereka yang mengakui bahwa sejarah adalah rangkaian masalah, kekecewaan, dan kemunduran yang terus-menerus terjadi, namun tetap optimis karena mereka tahu bahwa kemunduran tidak menghalangi kemajuan pada akhirnya,” ujar Housel.
“Mereka terdengar seperti orang munafik dan orang yang suka berjungkir balik, namun sering kali mereka hanya melihat lebih jauh ke depan dibandingkan orang lain,” tegasnya.