Pandemi Akan Berakhir, Laba MEDS Anjlok 99% & Valuasi Mahal!

Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (23/11/2022). IHSG ditutup menguat 0,33 persen atau 23,53 poin ke 7.054,12 pada akhir perdagangan, sebanyak 249 saham menguat, 255 saham melemah, dan 199 saham stagnan. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Salah satu emiten di sektor kesehatan PT Hetzer Medical Indonesia Tbk (MEDS) telah melaporkan hasil laporan keuangan per 31 Desember 2022. Dimana hasilnya sesuai dengan prediksi beberapa investor yang berpandangan pada turunnya kasus Covid-19.

MEDS mengalami penurunan kinerja, di mana laba bersihnya anjlok hingga 99%. Penurunan laba tersebut dipengaruhi oleh turunnya pendapatan dan kenaikan pada beban lain-lainnya.

Selain itu kasus Covid-19 sudah cukup mereda hingga Februari 2023. MEDS harus mampu melakukan inovasi produk kesehatan agar dapat meningkatkan kinerjanya.

Diketahui MEDS sudah listing di Bursa Efek Indonesia sejak 10 Agustus 2022 dengan harga IPO Rp125.

Bahkan di harga saat ini, harga saham MEDS masih terbilang cukup mahal. Lalu apa masih layak untuk dikoleksi? Mari bahas secara fundamental dan prospek bisnisnya.

Dapat terlihat pada pertumbuhan laba MEDS sejak 2020 hingga 2022. Dimana masa-masa covid-19 memuncak di tahun 2020 sehingga emiten di sektor kesehatan begitu kebanjiran orderan atas produk-produk kesehatan yang ditawarkan.

MEDS termasuk salah satu emiten di sektor kesehatan yang kebanjiran atas produk alat kesehatan sehingga laba pada tahun 2020 begitu tinggi. Namun setelah berjalannya tahun ke tahun, dimana tahun 2021 covid-19 sudah mulai bisa teratasi dengan adanya vaksin. Kemudian di tahun 2022 sudah mulai cukup mereda bahkan sudah banyak masyarakat yang tidak membutuhkan masker kembali.

Hal ini pun berimbas pada kinerja MEDS pada tahun 2021 dan 2022. Dimana laba bersih MEDS turun pada tahun 2021 dan 2022. Dimana pada tahun 2020 laba bersih MEDS mencapai Rp38 miliar, lalu turun pada tahun 2021 menjadi Rp27 miliar dan kembali anjlok 99% pada tahun 2022 menjadi Rp237 juta.

Penurunan laba ini juga di dorong dari penurunan pendapatan atau penjualan yang menggerus laba dari MEDS. Dimana pendapatan MEDS turun 50% dari Rp76 miliar pada tahun 2021 menjadi Rp38 miliar pada tahun 2022. Karena pendapatan menurun, otomatis beban pokok pendapatannya ikut turun. Namun sayangnya untuk beban lain-lain justru meningkat.

Jika melihat dari catatan kaki laporan keuangan MEDS per 31 Desember 2022, penjualan MEDS turun dari produk penjualan masker plus, masker, bouffant cap, antiseptic dan bahkan penjualan lain-lain sama sekali tidak ada penghasilan.

Kemudian, jika melihat dari sisi modal yakni ekuitas MEDS naik sekitar 111% dimana pada tahun 2021 sebesar Rp32,4 milyar menjadi Rp68,7 miliar pada tahun 2022.

Dimana terdapat penambahan modal disetor dari agio saham setelah penawaran umum setelah dikurangi biaya emisi saham. Dimana agio saham adalah selisih lebih setoran pemegang saham atau investor di atas nilai nominalnya.

Secara Book Value (BV) dan Price to Book Value (PBV) MEDS terbilang sangat mahal. Investor harus membayar tiga kali lebih mahal dari harga kewajarannya.

Secara Return On Equity (ROE) MEDS sangat kurang baik hanya berada di 0,34%. Hal ini menandakan bahwa kemampuan dalam mengelola modal terhadap labanya kurang efisien.

Secara Return On Asset (ROA) MEDS juga cukup kurang baik hanya berada di 0,29%. Hal ini berarti bahwa kemampuan dalam mengelola aset terhadap labanya kurang efisien.

Kemudian untuk Debt to Equity Ratio (DER) MEDS cukup baik berada di 17,65%. Angka ini bisa terbilang cukup sehat, yang berarti kemampuan dalam membayar kewajiban terhadap modalnya baik. Karena total hutang tidak lebih besar dibandingkan total modalnya.

Dan secara Cash Ratio (CR) MEDS berada di 129,42%. Angka ini juga cukup baik, yang menandakan bahwa dalam kemampuan MEDS membayar kewajiban lancar terhadap kasnya cukup baik.

Bisnis

PT Hetzer Medical Indonesia Tbk (MEDS) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur dan perdagangan alat kesehatan, khususnya masker medis. Perusahaan ini berdiri sejak 2010, di Cimahi, Jawa Barat, dan pabriknya juga berada di lokasi yang sama.

Perusahaan ini memproduksi berbagai macam masker wajah harian dan medis, topi penutup kepala/topi untuk operasi, dan pembersih tangan dengan merek Evo Plusmed. Merek ini diklaim sebagai pelopor masker berdesain 4D premium di Indonesia, yang lebih pas di wajah.

Prospek Bisnis

MEDS akan berinovasi pada produk masker, seperti membuat masker dengan tema partai-partai politik, yang diperkirakan akan meningkat. Diketahui tak lama lagi akan menjelang tahun politik. Dimana tahun 2024 nanti adalah tahun pemilu (pemilihan umum) presiden dan wakil presiden. Dalam hal ini dimanfaatkan oleh MEDS untuk membuat masker bertema politik.

Di tahun 2023 MEDS juga akan meluncurkan alat kesehatan yakni tensimeter dan stetoskop pertama produksi dalam negeri. Dimana diharapkan alat ini dapat menjadi salah satu penopang kinerja dari MEDS.

Berdasarkan laporan satgas penanganan covid-19 bahwa covid-19 hingga februariĀ 2023 sudah cukup mereda.

Hal ini tentunya akan berimbas pada sektor kesehatan terutama produk masker. Dimana sudah banyak masyarakat Indonesia tidak menjadikan masker sebagai kebutuhan utama seperti di masa covid-19 tahun 2020.

Bahkan PPKM sudah dicabut sejak Desember 2022 dan sudah banyak masyarakat Indonesia yang mulai meninggalkan masker untuk beraktivitas di dalam ruangan maupun di luar ruangan.

Ini akan menjadi pr untuk MEDS terus berinovasi pada produk kesehatan selain masker agar dapat meningkatkan kinerjanya.

Layak Beli atau Tidak?

Secara valuasi MEDS masih terbilang sangat mahal. Di mana para calon investor harus membayar tiga kali lebih mahal dari harga kewajarannya.

Selain itu turunnya pendapatan dan laba bersih MEDS akibat berkurangnya peminat untuk produk kesehatan terutama masker menjadi faktor turunnya kinerja MEDS.

Harapannya MEDS dapat berinovasi terus untuk produk selain masker agar bisa terus meningkatkan kinerjanya.

Saat ini memang MEDS belum menarik. Karena investor bisa melihat bahwa data kasus aktif covid-19 hingga februari 2023 juga sudah menunjukan penurunan yang tajam, sehingga banyak masyarakat Indonesia yang sudah tidak begitu membutuhkan masker.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*