– Pemerintah melalui Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) akan mempercepat pemberlakuan pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi tepat sasaran. Hal ini untuk menghindari terjadinya konsumsi kuota BBM subsidi yang berlebih dari yang ditargetkan tahun ini.
Anggota BPH Migas, Saleh Abdurrahman menyebutkan, pihaknya bersama dengan Pertamina tengah mendorong proses registrasi penerima BBM bersubsidi pada program tersebut. “Saat ini kita terus push bersama Pertamina untuk registrasi Subsidi Tepat, sehingga lebih tepat sasaran,” jelasnya kepada CNBC Indonesia, Kamis (27/4/2023).
Selain itu, dia juga berharap kuota yang telah ditetapkan oleh BPH Migas untuk BBM Bersubsidi termasuk Pertalite dan Solar Subsidi di tahun 2023 cukup dan tidak melebihi kuota atau over kuota hingga akhir tahun nanti. “Kita harapkan cukup hingga akhir tahun, yang penting penggunaannya tepat sasaran untuk yang berhak, terutama Solar (Subsidi),” imbuhnya.
Asal tahu saja, sepanjang tahun 2023 sampai pada akhir April ini penyaluran Pertalite tercatat sudah sebesar 28,44% dari kuota yang telah ditetapkan untuk tahun 2023 ini. Sedangkan, untuk BBM Bersubsidi jenis Solar Subsidi sudah disalurkan sebanyak 30,92% dari total kuota yang juga telah ditetapkan untuk tahun ini.
“Penyaluran Biosolar year to date per 23 April 2023 30,92%, Pertalite 28,44%,” ungkap Saleh.
Dengan begitu, kuota yang ditetapkan BPH Migas untuk Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) Pertalite yakni 32,56 juta kilo liter (KL) tahun ini, sudah tersalurkan sebanyak 28,45% atau sekitar 9,2 juta KL.
Adapun untuk Jenis Bahan Bakar Tertentu (JBT) atau Solar subsidi yang ditentukan kuotanya untuk tahun 2023 ini sebesar 17 juta KL, sudah tersalurkan sebanyak 30,92%, maka total penyaluran Solar subsidi hingga 23 April 2023 sebesar 5,2 juta KL.
“Secara umum, penyaluran BBM berjalan lancar, kebutuhan masyarakat terpenuhi,” imbuh Saleh.
Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) mencatat penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis bensin Pertalite (RON 90) hingga Maret 2023 telah mencapai 7.230.011 Kilo Liter (KL). Artinya penyaluran BBM bersubsidi Pertalite mengalami kenaikan sejak Maret hingga 23 April 2023 sekitar 2 juta KL.
Penyaluran per Maret 2023 tersebut seperti yang pernah diungkapkan oleh Sekretaris Perusahaan PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting. “Per Maret 2023, Pertalite sudah disalurkan sebanyak 7.230.011 Kilo Liter (KL),” ujar dia kepada CNBC Indonesia, Jumat (14/4/2023).
Sementara, untuk BBM jenis Solar, hingga Maret penyalurannya telah mencapai 4.243.209 KL dari total kuota sebanyak 17 KL yang ditetapkan tahun ini. Sehingga terhitung penyaluran sejak Maret 2023 hingga 23 April 2023 melonjak 1 juta KL.
Adapun, Irto juga mengungkapkan hingga pertengahan April 2023, tercatat jumlah pendaftar di aplikasi MyPertamina telah tembus lebih dari 6,3 juta unit kendaraan. “Pendaftar sudah lebih dari 6,3 juta, sampai minggu lalu,” kata dia kepada CNBC Indonesia, Jumat (14/4/2023).
Kendati demikian, dia menyampaikan sampai saat ini belum ada arahan dari pemerintah untuk melakukan pembatasan pembelian BBM Pertalite dalam waktu dekat, termasuk apakah segera setelah musim mudik Lebaran Idul Fitri 2023 ini usai.
Namun demikian, konsumen Pertalite dianjurkan untuk segera melakukan pendaftaran pada situs subsiditepat.mypertamina.id, seperti yang sudah dianjurkan sejak Juli 2022 lalu.
Pasalnya, Pertamina tengah melakukan uji coba pengaturan pembelian BBM Pertalite pada lokasi terbatas. “Yang sudah ada ketentuan kuota harian sesuai ketentuan BPH Migas baru untuk Solar. Untuk Pertalite kami masih menguji coba sistem di lokasi terbatas,” ujarnya.
Menurut Irto, meski proses uji coba pembelian BBM jenis Pertalite menggunakan MyPertamina sudah dilakukan, namun masyarakat yang ingin membeli BBM jenis ini masih bisa tanpa menggunakan QR Code Subsidi Tepat. Berbeda dengan pengaturan pada Solar subsidi, di mana ketika konsumen belum terdaftar, maka konsumen akan dibatasi pembelian Solar subsidi sebesar 20 liter per hari.
“Masih uji coba, tapi tetap bisa mengisi meskipun tanpa QR Code,” katanya.