Banjir bandang menewaskan sedikitnya 14 orang yang tinggal di tenda dan perumahan kontainer di seluruh wilayah yang dilanda gempa Turki pada Rabu (15/3/2023). Kondisi tersebut menambah tekanan pada Presiden Recep Tayyip Erdogan menjelang pemilu.
Dilaporkan AFP, para pejabat mengatakan beberapa orang tersapu oleh derasnya air yang mengubah jalan menjadi sungai berlumpur di daerah yang dilanda gempa berkekuatan 7,8 SR bulan lalu.
Adapun, lebih dari 48.000 orang tewas di Turki dan hampir 6.000 di Suriah dalam bencana 6 Februari tersebut, yang paling mematikan di kawasan itu di zaman modern.
Ratusan ribu korban gempa Turki telah dipindahkan ke tenda dan rumah kontainer di seluruh wilayah bencana, yang meliputi 11 provinsi di tenggara Turki.
Hujan deras melanda daerah tersebut pada Selasa dan dinas cuaca memperkirakan akan berlangsung hingga Rabu malam.
Pejabat Turki mengatakan banjir menewaskan 12 orang di Sanliurfa, sekitar 50 kilometer utara perbatasan Suriah. Dua orang, termasuk seorang anak berusia satu tahun, juga meninggal di dekat Adiyaman, di mana lima orang masih belum ditemukan.
Gambar menunjukkan air menyapu mobil dan membanjiri perumahan sementara yang didirikan untuk korban gempa.
Dalam satu video viral, seorang pria yang mengenakan setelan krem dan berdasi meminta bantuan sambil mengapung di arus yang deras di samping perabot. Nasibnya masih belum diketahui.
Gambar lain menunjukkan orang menarik korban keluar dari air dengan ranting dan tali.
Kantor gubernur Sanliurfa mengatakan banjir juga mencapai lantai dasar salah satu rumah sakit utama di kawasan itu.
Tekanan pada Erdogan
Menghadapi pemilihan presiden yang diprediksi ketat pada 14 Mei, Erdogan menghadapi reaksi publik yang marah atas tanggapan gagap pemerintahnya terhadap bencana alam terbesar dalam pemerintahannya selama dua dekade.
Erdogan telah mengeluarkan beberapa permintaan maaf publik sambil juga menekankan bahwa tidak ada negara yang dapat menangani dengan cepat bencana sebesar itu.
Erdogan telah menghabiskan beberapa minggu terakhir berkeliling wilayah tersebut, bertemu dengan para penyintas dan berjanji untuk membangun kembali seluruh wilayah dalam waktu satu tahun.
“Pada akhir tahun depan, kami akan membangun 319.000 rumah,” kata Erdogan kepada anggota partainya yang berkuasa pada hari Rabu dalam pidato parlemen.
“Di luar pencarian dan penyelamatan, bantuan darurat dan tempat tinggal sementara yang telah kami sediakan sejauh ini, kami berjanji kepada bangsa kami untuk memulihkan kota-kota yang hancur akibat gempa dalam waktu satu tahun,” katanya.
Erdogan mengutus menteri dalam negerinya ke wilayah banjir untuk mengawasi tanggapan pemerintah.
“Saat ini, kami memiliki 10 tim yang terdiri dari 163 orang yang melakukan pekerjaan pencarian dan penyelamatan sepanjang 25 kilometer,” kata Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu kepada wartawan.
“Kami juga punya penyelam. Tapi kondisi cuaca tidak memungkinkan kami berbuat banyak,” ujarnya.