Bursa Asia Dibuka Loyo, IHSG Bakal Pesta Sendirian Lagi?

People walk past an electronic stock board showing Japan's Nikkei 225 index at a securities firm in Tokyo Wednesday, July 10, 2019. Asian shares were mostly higher Wednesday in cautious trading ahead of closely watched congressional testimony by the U.S. Federal Reserve chairman. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Mayoritas bursa Asia-Pasifik dibuka cenderung terkoreksi pada perdagangan Kamis (27/4/2023), di mana krisis perbankan dan adanya potensi perlambatan ekonomi di Amerika Serikat (AS) membebani kembali pasar pada hari ini.

Indeks Nikkei 225 Jepang dibuka melemah 0,26%, Hang Seng Hong Kong turun tipis 0,07%, Shanghai Composite China terkoreksi 0,27%, Straits Times Singapura terpangkas 0,28%, dan ASX 200 Australia terdepresiasi 0,38%.

Namun, untuk indeks ASX 200 Australia dan KOSPI Korea Selatan dibuka menguat pada hari ini. ASX 200 naik 0,11%, sedangkan KOSPI Korea Selatan naik tipis 0,04%.

Pelaku pasar di Asia-Pasifik menanti hasil pertemuan kebijakan moneter bank sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ), di mana pertemuan ini menjadi yang pertama kali di masa kepemimpinan gubernur BoJ baru, Kazuo Ueda.

Ueda diperkirakan akan mempertahankan kebijakan moneter yang sangat longgar dari pendahulunya yakni Haruhiko Kuroda. Tetapi harapannya adalah dia akan merencanakan jalan keluar dari kebijakan ini di masa mendatang.

Bursa Asia-Pasifik yang secara mayoritas dibuka melemah terjadi di tengah bervariasinya bursa saham AS, Wall Street kemarin, karena kekhawatiran investor akan krisis perbankan dan adanya potensi perlambatan ekonomi di Amerika Serikat (AS) membebani kembali pasar.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup melemah 0,68% dan S&P 500 terkoreksi 0,38%. Namun untuk indeks Nasdaq Composite berakhir menguat 0,47%.

Saham Microsoft dan Meta Platforms (Facebook) menjadi penyelamat indeks Nasdaq kemarin, setelah keduanya merilis kinerja keuangan yang berada di atas ekspektasi pasar.

Pendapatan Microsoft naik 7% menjadi US$ 52,9 miliar pada Januari- Maret 2023. Pendapatan tersebut lebih besar dibanding proyeksi analis yakni US$ 51,02 miliar ataupun tahun lalu yang tercatat US$ 49 miliar.

Laba bersih dari produsen Windows tersebut naik 9% menjadi US$ 18,3 miliar.

Sedangkan Meta melaporkan pendapatan sebesar US$ 28,65 miliar pada kuartal I-2023, lebih tinggi dibandingkan proyeksi analis yakni US$ 27,65 miliar.

Pengguna aktif harian mereka naik menjadi 2,04 miliar dibandingkan 2,01 miliar yang diperkirakan analis.

Namun, laba bersih jatuh 23% menjadi US$ 5,7 miliar atau US$ 2,20 per lembar saham. Laba jauh lebih kecil dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu yang tercatat US% 7,47 miliar atau US$ 2,72 per lembar saham.

Sementara itu, indeks Dow Jones dan S&P jatuh karena adanya kekhawatiran mengenai laju ekonomi AS serta krisis perbankan.

Sektor transportasi indeks Dow Jones jatuh 3,6% karena investor khawatir dengan melambatnya ekonomi AS setelah pemesanan barang modal jatuh lebih besar dibandingkan perkiraan analis.

Pemesanan barang modal untuk kebutuhan non-defense terkoreksi 0,4% secara bulanan (month-to-month/mtm) pada Maret, lebih tinggi dari proyeksi analis yakni koreksi 0,1%.

Kekhawatiran akan krisis perbankan kembali meningkat setelah First Republic Bank melaporkan adanya penarikan dana lebih dari US$ 100 miliar pada kuartal I-2023.

Investor khawatir jika pemerintah dan otoritas yang berwenang tidak akan membantu menyelesaikan persoalan First Republic Bank.

Regulator bank AS bankan dikabarkan akan menurunkan penilaian prospek dari First Republic. Saham bank tersebut pun jatuh 29% kemarin sehingga dalam dua hari anjlok 61%.

Kendati investor khawatir, tetapi nada optimis masih kencang. Analis kini memperkirakan jika kinerja perusahaan yang ada di bursa S&P 500 akan terkoreksi 3,2% pada laporan keuangan kuartal I-2023. Proyeksi ini lebih baik dibandingkan koreksi 3,9% pada hari sebelumnya.

Sebanyak 163 perusahaan yang tercatat di bursa S&P sudah melaporkan kinerja pada kuartal I-2023. Sebanyak 79,8% mampu menunjukkan kinerja di atas ekspektasi analis.

“Market tengah mencari arah kemana laju ekonomi dan perusahaan akan bergerak. Beberapa perusahaan melaporkan kinerja keuangan yang jauh di atas ekspektasi. Namun, investor melihat data itu belum cukup,” tutur Lisa Erickson, head of public markets dari U.S. Bank Wealth Management, dikutip dari Reuters.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*